Kabupaten Mukomuko merupakan salah satu kabupaten baru di provinsi Bengkulu, Indonesia yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Utara.
Secara geografis Kabupaten Mukomuko terletak pada 101o01’15,1” – 101o51’29,6” Bujur Timur dan pada 02o16’32,0” - 03o07’46,0” Lintang Selatan. Suhu udara kota Mukomuko berkisar selang 21,10 C hingga dengan 34,60 C dengan curah hujan rata-rata 151,2 mm.
Secara administrasi Kabupaten Mukomuko berbatasan dengan :
Secara administratif, Kabupaten Mukomuko ini terbagi dijadikan 15 Kecamatan, 132 Desa dan 4 Kelurahan. Pada tahun 2006 memiliki jumlah penduduk 131.984 jiwa yang terdiri dari 67.721 jiwa pria dan 64.263 jiwa wanita dengan tingkat kepadatan penduduknya sendiri mencapai 33 per Km2.
Beberapa luhur penduduk Muko-muko ini merupakan transmigran yang berasal dari Jawa, Sunda, Minang, dan lain kepadanya. Sebab, Bengkulu termasuk mukomuko semenjak zaman kolonial Belanda dijadikan "tanah harapan" bagi penduduk luar Bengkulu. Dari jumlah itu 37,4 persen suku Jawa, 6,3 persen suku Sunda, 5,4 persen Minang dan sisanya dari Bali, Bugis, Melayu, Rejang, Serawai, Lembak, serta yang lain.
Sejarah
Penduduk asli wilayah Mukomuko merupakan Etnis Minang Mukomuko yang merupakan anggota dari Rumpun Minangkabau. Secara norma budaya, adat, dan bahasa, tidak jauh dengan serumpunnya di wilayah Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat. Pada masa lalu daerah Mukomuko ini termasuk salah satu anggota dari Rantau Pesisir Barat (Pasisie Barek) Suku Minangkabau. Kerap juga dikata daerah Riak nan Berdebur yakni daerah sepanjang Pesisir Pantai Barat dari Padang hingga Bengkulu Selatan. Namun wilayah Mukomuko semenjak masa kolonial Inggris sudah diisi ke dalam administratif Bengkulu (Bengkulen). Semenjak ketika itu mereka sudah terpisah dari serumpunnya di daerah Sumatera Barat dan dijadikan anggota integral dari wilayah Bengkulu. Hal ini berlangsung terus pada masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, hingga masa kemerdekaan.
Dalam masa kemerdekaan wilayah Mukomuko diisi ke dalam Daerah Tk. II dengan nama Kabupaten Bengkulu Utara. Pemekaran kabupaten dan kota sudah menyapa hampir seluruh provinsi di Indonesia, tidak terkecuali Provinsi Bengkulu. Pada awal tahun 2003, provinsi ini bertambah tiga kabupaten baru yang dipastikan dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003, yakni Kabupaten Bengkulu Utara dimekarkan dijadikan Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Mukomuko. Adapun Kabupaten Bengkulu Selatan juga dimekarkan dijadikan Bengkulu Selatan, Seluma, dan Kaur.
Sama halnya dengan kabupaten yang lain di Bengkulu, Mukomuko pun tidak terlepas dari bencana gempa bumi, dimana pada tanggal 13 September 2007 terjadi gempa bumi yang memporak porandakan beberapa penduduk Mukomuko, terutama di kecamatan Lubuk Pinang.
Pengiriman transmigran ke Bengkulu marak lagi semenjak 1967. Bahkan, Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1973 menetapkan Provinsi Bengkulu dan sembilan provinsi yang lain kepada daerah transmigrasi di luar pulau Jawa. Salah satu kabupaten tujuan transmigran merupakan Bengkulu Utara dan kebijakan itu berlanjut hingga sekarang. Tahun 2004 Bengkulu sedang mendapat tambahan transmigran. Setiap keluarga transmigran disiapkan tanah dua hektar. Mayoritas transmigran dari Jawa merupakan petani. Kini sentra-sentra penduduk migran itu tumbuh dijadikan sentra ekonomi.
Pertumbuhan penduduk dijadikan sangat cepat dengan beradanya program transmigrasi ini. Hal ini juga sudah menyebabkan terjadinya perubahan komposisi penduduk di wilayah Kabupaten Mukomuko. Ketika ini jumlah penduduk pendatang asal Jawa sudah jauh melampaui jumlah penduduk asli Mukomuko. Sehingga secara realita ketika ini, penduduk asli dijadikan minoritas di Kabupaten Mukomuko.
Perekonomian
Di sektor perkebunan komoditi unggulan daerah ini pada tahun 2006 berupa kelapa sawit (95.963 ton), karet (7.808 ton), dan kelapa dalam (1.384 ton). Kepada kegaiatan pertanian di daerah ini, hasil pertanian utama berupa tanaman pangan yang meliputi padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedele, kacang hijau.
Sektor pertanian yang meliputi tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan dijadikan tulang punggung perekonomian daerah ini. Dari hasil pertanian ini berakibat luhur juga terhadap perdagangan.
Perdagangan dijadikan tumpuan mata pencaharian penduduk setelah pertanian. keberadaan infrastruktur berupa jalan darat yang memadai akan bertambah memudahakan para pedagang utuk berinteraksi sehingga memperlancar adun arus barang maupun afal yang berjasa, daerah ini juga sudah memiliki beragam sarana dan prasarana pendukung diantaranya sarana pembangkit tenaga listrik, cairan bersih, gas dan jaringan telekomunikasi.
Lokasi Mukomuko yang strategis, yang terletak di tengah-tengah jalan lintas Dua Kota luhur yaitu Kota Padang dan Kota Bengkulu. Infrastruktur yang mendukung, mutu sumber daya manusia, potensi sektor manufaktur, perdagangan dan afal yang berjasa yang sedang mengembang karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi Terutama daerah-daerah semakin kurangnya, menjadikannya kepada sebuah kota yang menarik dan bertenaga jual bagi para investor.
Pariwisata
Objek wisata yang terdapat di Kabupaten Mukomuko, selang lain: Pantai Abrasi (Tetapi Lauik), Danau Teratai Indah, Danau Lebar, Danau Nimbung, Dam Cairan Manjunto, Benteng Anna (Forth Anna, Pantai Cairan Rami, Pantai Pandan Wangi, bendunanga yang diresmikan presiden suharto terletak di kec.lubuk pinang dan yang tidak kalah menarik merupakan Konservasi Penyu, berlokasi di Desa Retak Ilir Kecamatan Mukomuko Selatan.
Warisan adat lokal yang meliputi kemegahan adat dan sejarah kerajaan, dapat digali bagi wisatawan adun domestik maupun mancanegara kepada mengunjungi kota ini. kepada terus dilestarikan demi kelangsungan warisan dari masa lalu dan sejarah.
Kecamatan
Kabupaten Mukomuko terdiri dari 15 kecamatan, yaitu:
- Lubuk Pinang
- Mukomuko Selatan
- Mukomuko Utara
- Pondok Suguh
- Teras Terunjam
- Cairan Dikit
- Penarik Raya
- Selagan Raya
- Teramang Jaya
- Sungai Rumbai
- XIV Koto
- V Koto
- Malin Deman
- Ipuh
sumber : http://p2k.unkris.ac.id/en3/1-3065-2962/Mukomuko-Bengkulu_28382_p2k-unkris.html#Sejarah